Rabu, 17 April 2013

Ratapan ku....

Saat mentari mulai meredupkan sinarnya di ufuk barat. Ku coba torehkan sebercak tulisan ungkapan rasa hati saat ini. Merenungi nasib seorang perantau.



Menjadi seorang anak rantau, bergerilya di negeri orang, tiada sanak saudara, hanya teman sebagai andalan, begitulah nasib yang ku alami saat ini. Ku berjalan kesana kemari hanya untuk mencari tempat berteduh dan belas kasih dari orang dengan sedikit modal yang kuberikan. Kesabaran hati untuk menerima keadaan adalah modal utama seorang perantau. Walau terkadang keadaan tidak seperti yang kuinginkan, tapi itulah yang harus kuhadapi. Sesuatu yang terkadang sulit untuk diterima sering kali muncul menghadang sebagai pertanda kesabaran diuji.


Orang tua, sanak keluarga yang nan jauh disana, tidak akan tahu apa yang kualami, yang mereka hanya tahu bahwa keadaanku baik-baik saja, dan itulah yang kuharapkan. Aku tak ingin selalu bergantung pada mereka, aku tidak ingin terlena dengan kehidupan yang membuat mati langkahku. Ku harus berjalan menemukan siapa diriku, bagaimana aku bisa mempertahankan hidup walau dengan sesuap nasi setiap hari.


Walau terkadang hati ini menangis meratapi nasib, namun sebenarnya tangisanku ini yang membuat lemah. Tapi apalah daya, hanya ini yang dapat kulakukan sebagai ungkapan suara hati. Entah bagaimana masa depanku, tidak pernah kupikirkan, semua berjalan apa adanya. Apa yang ada didepanku saat ini itulah yang harus ku hadapi. Entah esok atau lusa akan terjadi apa dengan diriku, hanya Tuhan yang tahu.

 

Tapi ku bersyukur, kasih sayang Allah masih tercurah kepadaku. Allah masih memberikan kepadaku orang-orang yang terbuka hatinya untuk menolong, memberikan tempat berteduh, dan memberikan support kepadaku untuk tetap bisa kuat menjalani hidup. Tapi, aku tidak akan terlena dengan semuanya. Aku tak mungkin terus berharap kepada mereka. Mungkin saja disuatu saat nanti, bisa saja terjadi keadaan yang tidak semulus dengan harapan. Ku harus siap dengan segalanya, walau ku tak tahu kemana lagi kaki ini akan melangkah.