Kamis, 19 April 2012

BELAJAR MEMAAFKAN



Hidup ini adalah sebuah pembelajaran. .. 
Dan satu hal yang sering kita lupa adalah... MEMAAFKAN...!! 

Para Sahabat semua, saya menulis disini bukan sebagai seorang yang sempurna. Saya mempunyai sisi lemah dalam hidup ini. Saya juga punya pengalaman pahit di hari-hari yang lalu. Pengalaman yang mungkin lebih menyakitkan daripada yang mungkin sedang Anda alami ... saat ini. 

Namun melalui tulisan ini izinkan bisa share dan berbagi cerita ... dan juga pengalaman tentang sepatah kata yang bernama .... MAAF. 

Tentang beberapa istilah atau pernyataan yang rasanya logis ... namun pada kenyataannya ... kok ndak begitu ... 


1. Kalau dia salah, ya dia minta maaf 

saya ga salah, buat apa saya minta maaf. Gengsi ah. Biar dia tahu diri dong. Enak aja ... 
Sebuah kalimat, yang terdengarnya wajar... dan logis. 

Namun perlu disadari memang itulah harga sebuah gengsi. Harga sebuah hubungan baik ... seringkali mesti dibayar dengan satu hal yang namanya gengsi. Kita mesti mengikis apa yang disebut harga diri dan juga keangkuhan. 

Hubungan baik dan gengsi itu berbanding terbalik. Kita harus mengorbankan salah satu, untuk memperoleh yang lainnya. 

Dalam banyak pertengkaran dan clash ... kesalahan umumnya tidak cuma ada di salah satu pihak. Kebanyakan dua pihak melakukan kesalahan ... meski mungkin (kadarnya) tidak seimbang. 

Yang sering jadi masalah itu karena kedua pihak sama-sama tidak merasa bersalah ... berpikir bahwa orang lainlah yang sepantasnya datang kepada dirinya dan minta maaf. Dan sebagai akhir... tidak ada titik temu. Pertengkaran tidak berakhir. 

Para Sahabat semua, mulailah dengan berkata, maaf... meski mungkin kita tahu kita tidak benar-benar bersalah. It's really better for your heart. Ingat bahwa salah satu kunci untuk hidup bahagia adalah: "melepaskan diri dari perasaan marah dan dendam"

Saya belajar menerapkannya, dan saya... lebih bisa merasa damai, (Walau sangat berat untuk memulainya) 

Untuk orang-orang yang bahkan belum meminta maaf atas kesalahannya, saya tetap berpikir, saya memaafkan mereka. Mungkin saja mereka nggak sadar atau belum tahu kalau mereka itu salah. 

2. saya mau balas dia supaya dia sadar dan berubah 

Alasan yang terkesan heroik dan baik. Saya melakukannya untuk kebaikan dia. Supaya dia bisa bertobat dan jadi lebih bener. Waw ... 

Namun sayangnya dalam banyak hal, perkataan semacam ini lebih sering untuk memuaskan keinginan diri sendiri daripada orang lain. 

Secara sadar maupun tidak, manusia itu punya kecenderungan untuk merasa puas jika ia berhasil mempengaruhi orang lain. Dalam teori kepemimpinan, ini disebut dengan needs of power (Keinginan untuk dituruti). 

Pembalasan bukanlah jalan terbaik untuk menyelesaikan masalah

Kita tidak akan menjadi orang yang terlalu pengecut dengan tidak membalas perbuatan jahat yang orang lain lakukan kepada kita. Kasihilah orang lain, meski kita tahu mereka berbuat jahat kepada kita. Mulailah dengan memaafkan ... bukan dengan menuntut sebuah perubahan. 

3. Waktu akan menyembuhkan luka hati 

Biar waktu yang bicara. Hmm, terdengar bijak dan hebat. Waktu memang akan memulihkan semua kebencian dan dendam ... jika diawali dengan kesediaan untuk membuka diri dan hati, Untuk mau memaafkan. 

Waktu tidak akan membuat hubungan menjadi pulih ... tanpa adanya kesediaan untuk memaafkan. Waktu hanya akan mengorek luka semakin dalam dan membuat semua perasaan semakin tak karu-karuan. 

Jangan pernah berpikir bahwa waktu cukup untuk menyembuhkan. Kesediaan untuk memaafkan ... itulah yang pertama-tama harus ada. Bukan sekedar mengharap ... waktu akan bicara.

SOSOK DI BALIK CERMIN



Ku amati sosok yang menatap tepat di mataku itu. Siapakah kamu? ujarku. Ia menjawab dengan pertanyaan yang sama. Kugerakkan tanganku untuk menyentuhnya, namun ia malah menyambut dengan tangannya. Kemanapun kugerakkan tanganku, ia mengikutinya. Tak perlu kau ikuti aku, kawan! ujarku lagi. Namun lagi-lagi ia mengatakan hal yang sama denganku. Sadar diriku, bahwa wajahnya sama dengan wajahku. Tingginya, tubuhnya, rambutnya, pakaiannya semua sama dengan diriku. Suara yang dari tadi membalas kata-kataku pun juga terdengar seperti dari dalam tubuhku.

Itukah aku? Seperti itukah rupaku? Tak perlu waktu lama untukku menjadi bimbang, yang manakah sebenarnya diriku? Karena walaupun kami serupa, namun kami tampak berbeda. Tidak seperti dua orang saudara kembar, tapi seperti satu orang yang sangat berbeda. Makin lama ku amati, perbedaan makin kurasakan. Apalagi setelah kuingat tanggapan yang kudapat mengenai diriku. Aku menjadi semakin merasa berbeda dengan sosok yang masih menatapku dengan bingung itu. Tapi kami benar-benar mirip. Atau ternyata sosok itulah diriku?

Apakah itu wajah yang sebenarnya di lihat mereka? Ataukah itu hanya wajah yang kulihat sendiri? Dengan mata kepalaku sendiri? Dengan benak dan imajinasiku sendiri? Apakah itu kebijakan dan kedewasaan seperti yang mereka katakan? Ataukah kehampaan dan kerapuhan yang hina seperti yang kulihat? 

Apakah mata itu benar-benar melihat apa yang dilihatnya? Apakah orang lain melihat seperti apa yang aku lihat ini? Apakah warna yang mereka lihat sama seperti warna yang kulihat? Apakah merah mereka tajam dan mencekam seperti merahku? Apakah biru langit mereka sebiru langitku? Apakah malam mereka gemerlap seperti malam-malamku yang penuh dengan bintang? Apakah manusia mereka seperti manusiaku yang memiliki keindahan tubuh yang sempurna? Ataukah buruk seburuk monster dalam dongeng malam?

Apakah telinga itu mendengar sesuai apa yang mereka dengar? Ataukah ia hanya mendengarkan apa yang ingin kudengar? Apakah ia mendengar seperti orang lain? Atau ia punya cara tersendiri untuk mendengarkan? Apakah ia mendengar segala sesuatu yang berarti, ataukah ia hanya berarti untuk mendengar segala sesuatu? Apakah ia menyimak, atau hanya mendengar?

Itukah bibir yang sering dikagumi karena keindahan bentuknya? Ataukah hanya dua buah daging terbalut kain kulit tipis yang terkatup? Apakah mereka benar-benar mengerti dengan apa yang keluar dari dalamnya? Apakah ia sempat mengeluarkan sesuatu yang bermakna, ataukah hanya kekosongan yang melenggang, yang keluar dengan angkuhnya tanpa peduli arah dan perasaan?

Apakah tubuh itu cukup tegap? Apakah tegap itu sendiri? Seperti inikah yang dikatakan tegap? Tanpa bentuk yang berarti? Hanya beberapa kotak dan lekukan kencang yang menjemukan? Namun bila memang inilah tegap itu, lalu apa yang telah atau pernah dilakukannya? Apa yang didapatkannya? Selain pandangan-pandangan lapar, jeritan serta terkaman para wanita atau lirikan dan nyanyian iri dari para pria? Selain ringan terasa dan kuat stamina…apakah hanya sebatas itu? Lalu bagaimana mereka yang bertubuh tidak tegap, tidak indah, namun mampu menegapkan dan memperkokoh tubuh-tubuh lain? Dan mereka yang tidak tinggi, namun mampu meninggikan langit-langit kehidupan. Mereka yang tidak sempurna, namun mampu mengisi dan menyempurnakan dunia. Sudahkah kesempurnaan ini mendapatkan predikat tersebut? Sebuah predikat yang melekat bukan karena dipaksa untuk ingat, melainkan karena hati yang telah terjerat.

Apakah itu tangan yang selalu memegang dan menggapai? Apa yang pernah ia gapai? Sesuatu yang berhargakah? Atau hanya sesuatu yang memiliki harga? Apakah ia menggenggam dengan kuat? Sekuat apa? Apakah sekuat genggaman seorang pejuang terhadap panji yang dibelanya? Ataukah hanya sekuat balita yang sering bingung karena benda yang digenggamnya tidak pernah bisa dinikmatinya, entah karena terus terjatuh karena genggaman yang belum kuat, atau karena ingin menggenggam segala hal yang menarik baginya? Apakah ia pernah terulur dan berpeluh ataukah ia hanya melulu terangkat dan tertengadah?

Kaki itu...apakah yang telah dilangkahinya? Apakah ia telah menginjak sebuah gunung hingga ia lebih tinggi dan lebih kuat dari gunung itu sendiri? Apakah ia telah berjalan mengarungi dunia? Dunia seperti apa yang ia arungi? rute mana yang telah ia lalui? Apakah ia berarti telah jauh berada di depan mereka yang sulit melangkah? Mereka yang tidak sempat atau harus terjatuh karena terantuk batu yang menghalangi jalan. Mereka yang tidak bisa membaca peta. Mereka yang tidak mengerti bagaimana cara untuk melangkah.  Apakah karena kaki ini telah banyak melangkah dan jauh berjalan, maka menjadi sah untuk meninggalkan mereka yang jauh di belakang? Ataukah memang inginnya selalu melangkah untuk berlari? Dari masalah? Dari kenyataan? Dari dunia ini?
Tiba-tiba sosok di dalam cermin itu tersenyum sendiri. Sebuah senyum kemenangan. Kemudian tanpa ada yang meminta, dan tanpa berbasa-basi bibirnya terbuka dan sebuah suara keluar dari dalamnya.
“Jangan bingung, aku memang bukan yang terlihat pada dirimu. Tapi selama kau masih bisa melihatku dan menyadari keberadaanku itu cukup. Aku bukan kenangan yang menempel di tiap sudut hidupmu, aku bukan hantu yang meneror hari-harimu, aku bukan mimpi buruk yang akan merusak malam-malammu. Bukan. Aku hanyalah sosok di dalam cermin. Cermin yang tak terbuat dari lapisan kaca. Cermin yang tak mampu dijangkau oleh siapapun kecuali dirimu. Cermin yang hanya mampu dilihat oleh kesendirian dan kehadiran diri. Cermin yang tidak akan menerima bayangan siapapun kecuali dirimu sendiri. Cermin yang terbangun dari serpihan masa lalu dirimu. Cermin yang akan selalu mendampingimu. Cermin yang tidak akan memperlihatkan satu kebohongan pun. Cermin tempat kebaikan dan kejahatan masa lalu dan saat ini bertaut.”

Kemudian sambil mundur dan terus menjauh makin masuk ke dalam cermin, menjauhi diriku, ia terus berkata, “Akulah sosok yang terlahir dari cermin ini. Akulah sosok pemilik dan penghuni cermin ini. Akulah sosok di dalam cermin ini. Cermin hatimu.”
Sosok di dalam cermin itu pun menghilang sudah. Meninggalkan diriku yang masih menatap tempatnya tadi berdiri. Terdiam, merenung, berfikir, menghitung.
Tuhan, jika memang masih ada yang mampu kulakukan namun belum sempat atau memang hanya belum kulakukan, berikanlah kesempatan lagi bagiku untuk melakukannya dengan sebaik-baiknya. Izinkanlah aku memperbaiki apa yang masih belum baik. Bukan sebagai sebuah tanda keberadaan diriku di dunia ini dan bukan pula untuk segumpal benda yang lekang termakan zaman. Namun, sebagai tanda terima kasihku pada kesempurnaan yang telah Kau titipkan padaku. Rasa syukurku. Persembahanku pada tulusnya cintaMu. Wahai yang Maha Sempurna lagi Maha penerima Taubat.
Amiinn…

MENYINGKAP KEBESARAN ALLAH MELALUI KENTUT



Buang angin, kentut, atau yang dalam istilah ilmiahnya disebut flatulence, flatulency, flatus, adalah ciptaan Allah, yang sudah pasti bukanlah peristiwa biasa. Anda dapat membuktikannya dengan mencari tulisan ilmiah seputar kentut di mesin pencari pustaka ilmiah di internet, misalnya di scholar.google. com dengan mengetikkan kata kunci flatulence intestine. Yang akan Anda dapatkan adalah tidak kurang dari 4800 rujukan ilmiah yang membahas atau mengandung rujukan tentang kentut dari tahun 2000 hingga sekarang!Tidak sampai di situ saja. Rujukan ilmiah tersebut diterbitkan oleh beragam jurnal ilmiah dari berbagai disiplin, dari ilmu gizi, kedokteran, hingga kesehatan dan pengobatan. Sudah pasti ini bermakna pula peneliti dan para ilmuwan yang berkecimpung di bidang penelitian kentut juga berasal dari beragam disiplin ilmu.


Fisika di balik kentut


Keluarnya angin dari anus itu sendiri juga merupakan peristiwa yang memperlihatkan kebesaran Sang Pencipta. Di dalam saluran pencernaan makanan, terutama di dalam usus, terdapat berbagai zat berwujud padat, cair, gas, serta dengan tingkat kepadatan dan keenceran beragam. Hebatnya, angin kentut yang berbentuk gas bisa mengalir ke arah bawah, dan menerobos cairan dan padatan di dalam usus, untuk kemudian keluar meninggalkan dubur.Ini bukan peristiwa yang tidak aneh. Mengapa? Anda bisa mencoba mencampur zat padat, zat cair dan gas di dalam tabung atau gelas yang memiliki katup pengeluaran di bagian dasarnya. Lalu Anda berikan tekanan pada campuran tersebut, bisakah Anda memastikan bahwa gas tersebut bergerak ke arah bawah dan bahwa yang keluar dari katup pengeluaran tersebut hanya gas saja?Biasanya gas atau gelembung udara bergerak menuju ke atas karena lebih ringan, dan sulit mengeluarkan gas tanpa mencegah keluarnya cairan atau padatannya melalui katup tersebut. Tapi peristiwa kentut terjadi melalui cara di luar kebiasaan itu berkat sempurnanya ciptaan Allah pada otot cincin yang membuka dan menutup lubang anus itu.Otot lingkar pada dubur ini mampu merasakan keberadaan gas kentut dan mengatur pengeluarannya sedemikian rupa sehingga hanya gas saja, dan bukan padatan dan cairan, yang keluar dari anus. Bayangkan seandainya otot ini tidak mampu memilah dan mencegah keluarnya cairan dan padatan dari usus besar kita di saat kita buang angin di tempat terbuka.Sangat diragukan jika ada alat buatan manusia yang mampu melakukan kerja seperti lubang anus yang luar biasa itu. Otot-otot dan jaringan terkait di seputar anus adalah organ ciptaan Allah yang Mahahebat, yang mampu melakukan kerja pelepasan gas kentut sekitar 10 kali per hari dengan sempurna, selama puluhan tahun usia manusia.


Kimia gas kentut


Di dalam usus besar, sekitar 70% gas berasal dari udara yang tertelan melalui mulut kita. Ketika makan, orang pada saat yang sama menelan ke dalam perutnya sekitar 2-3 cc udara. Misalnya, jika kita makan apel, udara tambahan yang ikut tertelan ke dalam tubuh kita adalah sekitar 20 cc. Begitu pula dengan minum. Kurang lebih 17 cc udara memasuki saluran pencernaan makanan saat seseorang meminum 10 cc air.Gas selebihnya yang terdapat pada usus adalah gas asli buatan "dalam negeri", alias muncul dari dalam usus itu sendiri dan bukan dari luartubuh. Gas ini dihasilkan melalui aktifitas penguraian oleh mikroba di dalam saluran pencernaan kita.Bagaimana gas-gas itu terbentuk? Tidak semua makanan yang kita telan dicerna sempurna dan diserap keseluruhannya di dalam usus halus. Sebagian makanan berserat atau zat tepung yang tak tercerna sempurna ini, misalnya kacang-kacangan, kemudian dirombak atau diuraikan oleh mikroba yang menghuni saluran pencernaan kita. Penguraian ini di antaranya menghasilkan zat-zat berwujud gas seperti metana dan hidrogen sulfida, serta gas-gas yang mengandung unsur belerang lainnya.Gas kentut adalah campuran beragam gas. Kentut sebagian besarnya terdiri atas gas oksigen, nitrogen, karbon dioksida dan metana yang kesemuanya ini bukan penyebab bau tidak sedap. Yang memunculkan aroma tidak sedap pada kentut adalah gas-gas yang mengandung belerang. Di antaranya adalah hidrogen sulfida (bau telur busuk), methanethiol (bau sayur membusuk). Namun ada pula dimetil sulfida yang memiliki bau manis.


Kreatif karena kentut


Ternyata kentut memiliki nilai komersial. Sebut saja Josef Pujol, warga Prancis kelahiran Marseilles tahun 1857. Ia memiliki kelebihan mampu dengan sengaja mengendalikan otot-otot perutnya. Dengannya, ia dapat dengan mudah menyedot 2 liter udara ke dalam usus besarnya melalui anus, dan meniupkan kembali ke luar anus. Dengan kata lain, ia mampu membuat "kentut buatan".Berbekal bakat ini, ia memasuki dunia pentas hiburan. Sebelum pentas, ia "mencuci usus besarnya" agar tidak menimbulkan bau tak sedap. Suara buang anginnya hanya memiliki 4 tangga nada: do, mi, sol dan do lagi.Pentas profesionalnya berawal di tahun1887. Karirnya mulai menanjak ketika ia naik panggung di gedung musik Moulin Rouge di Paris pada tahun1892. Dalam pentasnya, terkadang ia memasang selang pada anusnya yang kemudian disambungkan ke berbagai alat musik tiup untuk bermain musik.Selain sangat terkenal, ia juga mendapatkan penghasilan 20.000 frank per minggu, dua setengah kali lebih banyak dibandingkan artis kondang kala itu, Sarah Bernhardt. Ketenarannya ini bahkan sempat mendorong Raja Belgia datang diam-diam untuk melihat Josef Pujol.


Penyaring kentut


Kini telah tersedia produk di pasaran yang berfungsi menghilangkan bau kentut yang tidak sedap. FLAT-D adalah salah satu nama produk berbentuk kain persegi panjang, yang mudah dilipat dan dibawa. Kain ini digunakan dengan cara menghamparkan di atas kursi kerja, atau kursi kantor. Selain dapat dicuci dan digunakan ulang, kain ini mengandung karbon teraktifasi.Ketika seseorang buang angin dalam keadaan duduk di atas kursi kerja yang tertutup kain FLAT-D, kain ajaib ini menyerap aroma tidak sedap kentut tersebut. Penyaring kentut ini diproduksi pula dalam bentuk pembalut yang dapat direkatkan pada celana dalam, sehingga lebih praktis.Selain FLAT-D, ada pula produk serupa bernama Under-Ease yang dikeluarkan oleh perusahaan Under-Tec Corp. Pakaian dalam yang sudah mendapatkan hak paten ini adalah hasil kerja keras penelitian pasangan suami istri Buck and Arlene Weimer. Produk mereka sempat menjadi buah bibir di media massa AS di awal tahun 2000-an.Demikianlah, tulisan singkat ini tidak mungkin dapat menampung seluruh hasil-hasil temuan ilmiah dan inovasi teknologi seputar kentut, gas yang seringkali dicemooh orang. Namun, sebagai salah satu ciptaan Allah, ternyata kentut membuktikan bahwa tiada sesuatu yang Allah ciptakan, melainkan menjadi bukti keagungan dan keluasan ilmu Allah, Pencipta tanpa tara. Dialah yang menciptakan segala sesuatu dengan tujuan yang benar, sebagaimana firman-Nya, yang artinya:(yaitu) orang-orang yang mengingat ALLAH sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penCIPTAAN langit dan bumi (seraya berkata): Ya Rabb kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan SIA-SIA Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka. (QS. Ali `Imran, 3:191)


Sepenggal kisah tentang "8 KEBOHONGAN IBU BUAT KITA"


Dalam kehidupan kita sehari-hari, kita percaya bahwa kebohongan akan membuat manusia terpuruk dalam penderitaan yang mendalam, tetapi kisah ini justru sebaliknya. Dengan adanya kebohongan ini, makna sesungguhnya dari kebohongan ini justru dapat membuka mata kita dan terbebas dari penderitaan, ibarat sebuah energi yang mampu mendorong mekarnya sekuntum bunga yang paling indah di dunia. Cerita bermula ketika aku masih kecil, aku terlahir sebagai seorang anak laki-laki di sebuah keluarga yang miskin. Bahkan untuk makan saja, seringkali kekurangan. Ketika makan, ibu sering memberikan porsi nasinya untukku. Sambil memindahkan nasi ke mangkukku, ibu berkata :

“Makanlah nak, aku tidak lapar” ———-KEBOHONGAN IBU YANG PERTAMA

Ketika saya mulai tumbuh dewasa, ibu yang gigih sering meluangkan waktu senggangnya untuk pergi memancing di kolam dekiat rumah, ibu berharap dari ikan hasil pancingan, ia bisa memberikan sedikit makanan bergizi untuk petumbuhan. Sepulang memancing, ibu memasak sup ikan yang segar dan mengundang selera. Sewaktu aku memakan sup ikan itu, ibu duduk disamping gw dan memakan sisa daging ikan yang masih menempel di tulang yang merupakan bekas sisa tulang ikan yang aku makan. Aku melihat ibu seperti itu, hati juga tersentuh, lalu menggunakan sumpitku dan memberikannya kepada ibuku. Tetapi ibu dengan cepat menolaknya, ia berkata :
“Makanlah nak, aku tidak suka makan ikan” ———- KEBOHONGAN IBU YANG KEDUA
Sekarang aku sudah masuk SMP, demi membiayai sekolah abang dan kakakku, ibu pergi ke koperasi untuk membawa sejumlah kotak korek api untuk ditempel, dan hasil tempelannya itu membuahkan sedikit uang untuk menutupi kebutuhan hidup. Di kala musim dingin tiba, aku bangun dari tempat tidurku, melihat ibu masih bertumpu pada lilin kecil dan dengan gigihnya melanjutkan pekerjaannya menempel kotak korek api. Aku berkata :”Ibu, tidurlah, udah malam, besok pagi ibu masih harus kerja.” Ibu tersenyum dan berkata :
“Cepatlah tidur nak, aku tidak capek” ———- KEBOHONGAN IBU YANG KETIGA
Ketika ujian tiba, ibu meminta cuti kerja supaya dapat menemaniku pergi ujian. Ketika hari sudah siang, terik matahari mulai ibu yang tegar dan gigih menunggu aku di bawah terik matahari selama beberapa jam. Ketika bunyi lonceng berbunyi, menandakan ujian sudah selesai. Ibu dengan segera menyambutku dan menuangkan teh yang sudah disiapkan dalam botol yang dingin untukku. Teh yang begitu kental tidak dapat dibandingkan dengan kasih sayang yang jauh lebih kental. Melihat ibu yang dibanjiri peluh, aku segera memberikan gelasku untuk ibu sambil menyuruhnya minum. Ibu berkata :
“Minumlah nak, aku tidak haus!” ———- KEBOHONGAN IBU YANG KEEMPAT
Setelah kepergian ayah karena sakit, ibu yang malang harus merangkap sebagai ayah dan ibu. Dengan berpegang pada pekerjaan dia yang dulu, dia harus membiayai kebutuhan hidup sendiri. Kehidupan keluarga kita pun semakin susah dan susah. Tiada hari tanpa penderitaan. Melihat kondisi keluarga yang semakin parah, ada paman yang baik hati yang tinggal di dekat rumahku pun membantu ibuku baik masalah besar maupun masalah kecil. Tetangga yang ada di sebelah rumah melihat kehidupan kita yang begitu sengsara, seringkali menasehati ibuku untuk menikah lagi. Tetapi ibu yang memang keras kepala tidak mengindahkan nasehat mereka, ibu berkata :
“Saya tidak butuh cinta” ———-KEBOHONGAN IBU YANG KELIMA
Setelah aku, kakakku dan abangku semuanya sudah tamat dari sekolah dan bekerja, ibu yang sudah tua sudah waktunya pensiun. Tetapi ibu tidak mau, ia rela untuk pergi ke pasar setiap pagi untuk jualan sedikit sayur untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kakakku dan abangku yang bekerja di luar kota sering mengirimkan sedikit uang untuk membantu memenuhi kebutuhan ibu, tetapi ibu bersikukuh tidak mau menerima uang tersebut. Malahan mengirim balik uang tersebut. Ibu berkata :
“Saya punya duit” ———-KEBOHONGAN IBU YANG KEENAM
Setelah lulus dari S1, aku pun melanjutkan studi ke S2 dan kemudian memperoleh gelar master di sebuah universitas ternama di Amerika berkat sebuah beasiswa di sebuah perusahaan. Akhirnya aku pun bekerja di perusahaan itu. Dengan gaji yang lumayan tinggi, aku bermaksud membawa ibuku untuk menikmati hidup di Amerika. Tetapi ibu yang baik hati, bermaksud tidak mau merepotkan anaknya, ia berkata kepadaku
“Aku tidak terbiasa” ———-KEBOHONGAN IBU YANG KETUJUH
Setelah memasuki usianya yang tua, ibu terkena penyakit kanker lambung, harus dirawat di rumah sakit, aku yang berada jauh di seberang samudra atlantik langsung segera pulang untuk menjenguk ibunda tercinta. Aku melihat ibu yang terbaring lemah di ranjangnya setelah menjalani operasi. Ibu yang keliatan sangat tua, menatap aku dengan penuh kerinduan. Walaupun senyum yang tersebar di wajahnya terkesan agak kaku karena sakit yang ditahannya. Terlihat dengan jelas betapa penyakit itu menjamahi tubuh ibuku sehingga ibuku terlihat lemah dan kurus kering. Aku sambil menatap ibuku sambil berlinang air mata. Hatiku perih, sakit sekali melihat ibuku dalam kondisi ini. Tetapi ibu dengan tegarnya berkata :
“Jangan menangis anakku,Aku tidak kesakitan” ———-KEBOHONGAN IBU YANG KEDELAPAN.
Setelah mengucapkan kebohongannya yang kedelapan, ibuku tercinta menutup matanya untuk yang terakhir kalinya. Dari cerita di atas, saya percaya teman-teman sekalian pasti merasa tersentuh dan ingin sekali mengucapkan : ” Terima kasih ibu ! ” Coba dipikir-pikir teman, sudah berapa lamakah kita tidak menelepon ayah ibu kita? Sudah berapa lamakah kita tidak menghabiskan waktu kita untuk berbincang dengan ayah ibu kita? Di tengah- tengah aktivitas kita yang padat ini, kita selalu mempunyai beribu- alasan untuk meninggalkan ayah ibu kita yang kesepian. Kita selalu lupa akan dan ibu yang ada di rumah. Jika dibandingkan dengan pacar kita, kita pasti lebih peduli dengan pacar kita. Buktinya, kita selalu cemas akan kabar pacar kita, cemas apakah dia sudah makan atau belum, cemas apakah dia bahagia bila di samping kita. Namun, apakah kita semua pernah mencemaskan kabar dari ortu kita? Cemas apakah ortu kita sudah makan atau belum? Cemas apakah ortu kita sudah bahagia atau belum? Apakah ini benar? Kalau ya, coba kita renungkan kembali lagi...

Di waktu kita masih mempunyai kesempatan untuk membalas budi ortu kita, lakukanlah yang terbaik. Jangan sampai ada kata “MENYESAL” kemudian hari...

Senin, 16 April 2012

Sweet Favor (Sego Tiwul) berubah menjadi TIWUL INSTAN

 
Umbi singkong (ketela pohon/cassava) sudah sejak lama dikenal masyarakat Indonesia sebagai salah satu bahan makanan yang cukup penting sebagai sumber asupan karbohidrat.
tiwul-instanSelama ini masyarakat di pedesaan biasanya mengkonsumsi singkong dengan cara dimasak langsung (direbus, dikukus dan digoreng) atau dikeringkan terlebih dahulu di bawah terik matahari untuk dijadikan gaplek. Sebelum dimasak, gaplek biasanya ditumbuk terlebih dahulu menjadi tepung gaplek untuk selanjutnya dimasak dengan cara dikukus menjadi makanan yang dikenal dengan sebutan tiwul.
Sebagian masyarakat di pedesaan ada juga yang memanfaatkan umbi singkong sebagai bahan dasar pembuatan tape (di wilayah Jawa Barat dikenal dengan istilah peuyeum sampeu) melalui proses fermentasi dengan menggunakan ragi tape. Produk makanan berbahan baku umbi singkong khususnya goreng singkong dan tape sebetulnya sudah cukup memasyarakat sebagai makanan ringan yang banyak dijajakan oleh para pedagang makanan gorengan.
Berbeda dengan gorengan umbi singkong yang relatif banyak dikenal anggota masyarakat, makanan tiwul sampai saat ini masih belum begitu populer di masyarakat, terutama di perkotaan mengingat proses pembuatannya yang relatif cukup memakan waktu. Namun dari sisi pembentukan cadangan pangan, cara pembuatan tiwul yang melalui tahapan pembuatan gaplek sebetulnya memiliki kelebihan dibandingkan dengan konsumsi umbi singkong secara langsung. Sebab, gaplek bisa tahan disimpan lebih lama ketimbang disimpan dalam bentuk umbi singkong biasa.
Gaplek singkong yang diolah secara tradisional menjadi tiwul selama ini belum begitu dikenal sebagai sumber bahan makanan pokok masyarakat. Selain karena proses pembuatannya yang cukup memakan waktu, tiwul tradisional juga memiliki kandungan gizi yang relatif rendah jika dibandingkan dengan jenis makanan lainnya.
Namun demikian dari sisi ketahanan pangan, pemberdayaan tiwul sebagai alternatif sumber makanan tetap perlu diperhitungkan. Lebih-lebih apabila sentuhan teknologi dapat mengatasi kendala ketidakpraktisan dan lamanya waktu proses penyiapan makanan tiwul. Sentuhan teknologi kembali diharapkan dapat mengatasi persoalan rendahnya kandungan gizi dalam bahan makanan tiwul melalui proses fortifi kasi (pengayaan kandungan nutrisi dengan berbagai zat gizi yang dibutuhkan tubuh manusia).
produk-tiwul-instanPemberdayaan tiwul sebagai salah satu alternatif sumber makanan bagi masyarakat diyakini dapat memperkuat ketahanan pangan nasional. Sebab, pemberdayaan tiwul sebagai sumber alternatif makanan masyarakat dapat mensukseskan program diversifi kasi pangan di dalam negeri. Dengan demikian, pemberdayaan tiwul dapat turut mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap sejumlah bahan pangan utama seperti beras, terigu, jagung, kedelai dll.
Adalah PT Sinar Sukses Sentosa yang telah memprakarsai pembuatan tiwul instan (titan) dalam skala komersial dari bahan baku umbi singkong. Perusahaan yang berlokasi di Gunungkidul, Yogyakarta ini telah beroperasi sejak tahun 2002 dengan memanfaatkan hasil penelitian dan pengkajian serta technical assistance dari PT Indofood Sukses Makmur Tbk Bogasari Flour Mills.
Produk tiwul instan buatan PT Sinar Sukses Sentosa kini sudah dipasarkan di kalangan masyarakat khususnya di wilayah Gunungkidul, Yogyakarta dan di sejumlah daerah lainnya. Animo masyarakat terhadap produk tiwul instan cukup tinggi terbukti dengan larisnya penjualan tiwul di wilayah-wilayah pemasaran tersebut. Hal itu menunjukkan penerimaan masyarakat terhadap produk tiwul instan itu cukup tinggi.
Kini PT Sinar Sukses Sentosa memasarkan produk tiwul instan dalam kemasan ukuran 250 gram dan dalam kemasan ukuran 5 kg dengan menggunakan merk Rr. Srikandi. Srikandi merupakan merk tiwul instan yang didesain sangat mirip dengan tiwul tradisional, baik dalam hal bau, rasa dan tekstur. Bedanya adalah produk tiwul instan ini telah diperkaya dengan zat-zat gizi yang dibutuhkan tubuh manusia seperti Vitamin A, Zat Besi, Protein dan Iodium. Perbedaan lainnya, tiwul instan Srikandi dibuat melalui proses pabrikasi yang higienis melalui sistem kontrol yang ketat dan dengan menerapkan standard mutu bahan yang ketat pula.
tiwul-srikandiTiwul instan Srikandi dibuat dari bahan utama berupa tepung singkong yang diperkaya (difortifi kasi) melalui pencampuran bahan tepung jagung, vitamin dan mineral serta air. Melalui proses pengeringan tanpa menggunakan bahan pengawet, produk tiwul instan Srikandi bisa tahan disimpan sampai hampir satu tahun. Produk tiwul instan Srikandi kini sudah memiliki sertifi kat halal dari MUI dan telah lolos pengujian Badan POM.
Dengan sentuhan teknologi modern, tiwul instan Srikandi dapat menjadi bahan makanan warisan budaya asli bangsa Indonesia yang bergengsi dan kaya akan nilai gizi dan nutrisi. Cara memasaknya pun cukup praktis dan mudah serta penyajiannya hanya membutuhkan waktu sekitar 15 menit.
Setiap bulannya PT Sinar Sukses Sentosa memproduksi tidak kurang dari 8,6 ton atau 500 kg per hari tiwul instan Srikandi yang terbagi dalam dua jenis produk, yaitu Srikandi rasa manis gula jawa dan Srikandi rasa tawar yang dapat ditambah rasa asin atau manis sesuai dengan selera konsumen. Selain itu, perusahaan juga memproduksi tepung singkong (cassava) dengan rata-rata volume produksi 250 ton per bulan.


Tepung singkong dimaksud berbeda dengan tepung tapioka karena tepung singkong dibuat melalui proses pengeringan bahan baku umbi singkong terlebih dahulu hingga kadar airnya menyusut tianggal 10%. Umbi singkong yang telah kering tersebut kemudian digiling hingga halus menjadi tepung singkong yang masih tetap mengandung serat umbi. Sedangkan tepung tapioka dibuat dengan cara menggiling dan memeras umbi singkong sehingga diperoleh sari pati umbi singkong yang kemudian dikeringkan menjadi tepung pati singkong.BAA

Selasa, 10 April 2012

(Mencari) It's My Life


Aku mau sedikit nostalgia dengan pengalaman masa kecilku. Ketika masih anak-anak rasanya surga begitu dekat tetapi sekarang sudah bertambah dewasa kok neraka yang makin dekat. Ah, itu sih bualanku saja. Yang jalas aku akan mulai perenungan ini dengan  sharing pengalamanku.  Bukannya mau sombong karena sejak kelas lima SD, aku sudah mendapat pelajaran biologi. Biologi menjadi pelajaran yang menarik setelah aku sadari sekarang ini. Dalam salah satu babnya, aku belajar mengenai lingkungan hidup. “Jadi, anak-anak perlu diketahui ada dua macam benda dalam lingkungan hidup kita yaitu mahkluk hidup dan benda mati”, kata bu guruku Lalu aku dan teman-teman diajak ibu guru ke taman depan kelas. Kami disuruh mengamati benda-benda di sekitar kami dan membedakan mana yang hidup dan yang mati. Akhirnya kami dapat merumuskan ciri-ciri dari keduanya. Benda hidup itu bisa bernafas dan benda mati tidak. . Itulah pelajaran yang nampaknya sederhana dan mendasar untuk dipahami. Hanya itu saja yang aku ingat dari pelajaran biologi di kelas lima.
Masih membicarakan benda mati dan mahkluk hidup walau bukan dalam pelajaran biologi lagi. Aku merasa zaman sudah semakin modern (baca: bergerak cepat). Manusia semakin dapat menciptakan benda-benda mati ini menjadi sesuatu yang hidup. Mereka menamainya dengan tekhnologi. Jepang dan Amerika bersaing dalam menciptakan berbagai jenis robot yang mampu meniru tingkah laku manusia. Ternyata, kerja robot atau diciptakannya tekhnologi ini berperan sebagai pembantu aktifitas manusia. Aku berikan acungan dua jempol bagi mereka yang sudah menciptakan tekhnologi ini sedemikian canggih and mutakhir karena paling tidak banyak orang dibantu dalam menjalankan aktifitas hidupnya dan mengembangkan kehidupan yang lebih baik.

Be Carefull !!
          Di satu sisi manusia diuntungkan dengan penggunaan alat-alat tekhnologi ini. Fenomena yang paling menarik dan nggak ada habisnya dibahas yaitu kemajuan tekhnologi ponsel dan komputer. Tekhnologi keduanya berkembang dengan amat cepat. Taraf kemajuannya sudah memberikan manfaat yang paling dibutuhkan manusia. Ponsel dan komputer mampu memperpendek jarak dan mempersingkat waktu. Bagi kita sekarang, terlebih-lebih yang menggunakan alat-alat itu, akan berpendapat bahwa dunia ini serasa kecil dan dapat dijangkau kapanpun dan dimanapun. Dengan internet, kita bisa berkirim kabar melalui chatting atau email, facebook atopun twitter kepada teman atau orang yang kita kenal sekalipun dari benua ke benua.
Kita perlu menyadari bahwa ada dua penjahat yang bersembunyi di balik kecanggihan semua alat tehnologi itu. Yahhh ! Mereka sudah ditangkap oleh kalangan orang-orang bijak dan ketika ditanyai namanya, mereka mengaku bernama hedonisme dan konsumerisme. Sungguh sulit memasukan mereka dalam penjara “Hati” karena banyak yang memintanya dibebaskan dan membiarkan berkeliaran di kehidupan kita ini. Bagi yang belum kenal, saya akan beberkan data wawancara saya dengan ke dua penjahat ini:
Mulai dari yang Hedonisme: Hedonisme ini terkenal licik, semua yang diberikan hanya ilusi, tipuan sementara, dan kesemuan belaka. Caranya bertindak yaitu dia mengajak orang-orang untuk having fun forever and ever. Apa komentar dia tentang hidup: “hei manusia, kalo lo bener-bener hidup, nikmatin aja hidup ini, seneng-seneng, kek!!!, lo harus pegang petuah gue, muda foya-foye, tua kaya raye, mati masuk surga, hua-hahhahha...” Semenjak muncul komentar itu makin banyak anak-anak muda yang tertarik untuk berteman dengan hedonisme. Dia ada di mal-mal, di penjuru tempat dugem, warnet, game center,  salon, dan masih banyak lagi. Mereka yang sudah kecanduan di mal, salon, dan tempat hiburan lainnya, sejenak akan melupakan tugas atau pekerjaannya dan bahkan masa bodo, karena toh uang tidak akan pernah habis. Hati-hati !! kaum muda. Generasi muda menjadi incarannya, karena mereka masih gampang dipengaruhi dan mau coba sana-coba sini.
Berlanjut ke penjahat yang kedua, dia bernama Konsumerisme. Dia masih saudara sepupu dari Hedonisme. Dia akan selalu tertawa jika ada orang yang memborong belanjaan di mal. Cara kerjanya adalah dia akan membuat korbannya tak pernah merasa puas dan selalu ingin mencoba sesuatu yang baru dan lain dari yang lain. Banyak orang terkena tipuannya karena mereka merasa percaya diri dan status sosialnya serasa naik dengan banyaknya barang yang mereka beli dan miliki. Dengan uangnya mereka membeli pakaian dari merk-merk terkenal sepert guess, levi’s, gucci; punya mobil nggak cukup satu, ada honda accord, city, mazda, BMW dan kalo mau makan di Piizza Hut, cafe, or coffe shop. Konsumerisme ini senangnya mendekati mereka yang punya banyak uang. (“He..hehhe, kamu kok tau sih”..: “Ya, iya lah”). 
Be Aware
Hai sobat-sobatku,
Mari kita bayangkan bahwa di sekitar kita ini sedang berkeliaran dua setan itu, konsumerisme dan Hedonisme. Mereka jelas-jelas dapat merusak mental dari tiap-tiap orang. Yang ditawarkan mereka berdua hanya kenikmatan, kebahagian, dan kenyamanan semu. Sebenarnya  hanya badan kita saja yang merasakan itu. (Pokoknya, aku sendiri senang... ah masa bodoh dengan orang lain. Emangnya Gue Pikirin). Selagi masih ada uang, kartu kredit, kita berpikir bahwa semua bisa dibeli, disewa dan dinikmati. Kalaupun semua itu dapat dibeli, hanya waktulah yang tidak akan dapat kita beli. Singkatnya, kita tinggal menunggu kapan kita akan mati. 
Aku mengajak kamu semua buat apa buru-buru mati kalau kita masih diberi kesempatan untuk hidup. Justru dengan hidup, kita dapat berbuat sebaik-baiknya untuk masa depan kita. Memang zaman sekarang, konsumerisme dan hedonisme merajalela. Dengan tehnologi yang ada dia akan meninabobokan dengan memanjakan hidup kita. Banyak orang sudah dikontrol atau dikendalikan dengan kemudahan dari fasilitas tehnologi itu. Namun, kemudahan itu membuat orang tidak punya daya juang, selalu ingin cepat jadi, dan bahayanya orang mudah juga mengalami stress.
Mereka bukan teman kita, merekalah jelas-jelas musuh kita yang tidak kelihatan. Tidak hanya diri kita saja yang dirugikan tetapi lingkungan sekitar juga mengalami kerusakan. Konsumerisme membuat kita boros untuk membeli dan mengkonsumi makanan kaleng atau plastik. Kaleng dan plastik menjadi sampah yang akan memenuhi tempat kita untuk hidup. Ketika dibuang di TPA, hanya sedikit yang bisa didaur ulang, selebihya akan ada di atas tanah. Efeknya adalah lingkungan sekitar menjadi tidak nyaman karena tidak sedap di mata ataupun hidung.
Hedonisme tidak menjamin masa depan kita bakalan gembira, kalau kita tidak mau berusaha. Kesenangan yang bisa dibeli dengan uang tidak akan pernah terus menerus karena toh uang kita akan habis. Justru kita akan merasa menyesal karena masa muda kita dihabiskan hanya untuk senang-senang, jalan-jalan, foya-foya. Waktu yang terus berjalan tidak akan berputar kembali. Masa depan dan cita-cita kita yang ada di depan mata menjadi kabur dan sulit kita raih. (karena apa!!) karena ulah kita yang maunya mencari gampang dan nikmat untuk diri kita sendiri. Ingat tadi!!! hanyalah waktu yang tidak akan bisa dibeli. So, hari ini bisalah kita merasa senang tetapi besok siapa tau kita akan menangis semalaman karena menyesali kebodohan dan kemalasan kita untuk belajar dan bekerja. 

Let,s go Baby!!
Ayo, kita mulai sadar dan berani melawan konsumerisme dan hedonisme. Kita punya akal dan hati. Gunakanlah itu untuk menyusun strategi dalam berperang dengan mereka. Sadarilah bahwa tehnologi diciptakan dan digunakan untuk membantu aktifitas hidup manusia seperti bepergian, makan, belajar atau bekerja. Jangan sampai hidup kita dikontol dengan tekhnologi sehingga nafsu kita menjadi teman dari konsumerisme dan hedonisme. Menjadilah orang yang dapat mengontrol tehnologi !! Orang yang mampu mengontrol adalah mereka yang mampu memakai dengan seimbang artinya menggunakan sesuai dengan kebutuhannya.
Tanamkanlah dalam hati kita satu kata ini yaitu “cukup, cukup dan cukup !!”. Dengan berani mengatakan “cukup” kita memperlakukan barang atau fasilitas milik kita sesuai dengan porsi kebutuhan bukan nafsu keinginan kita. Bersikap cukup juga membuat kita tidak mudah tergiur dengan tawaran iklan-iklan yang semuanya omong kosong. Hematlah uang untuk membeli barang-barang yang penting dan ada gunanya untuk masa depan. Hematlah  waktu sehingga kita masih sempat untuk mempersiapkan masa depan dan mewujudkan cita-cita. Kita punya tugas dan tanggungjawab hidup masing-masing. Ada yang bertugas belajar di sekolah, mengerjakan PR untuk mereka yang masih sekolah dan kuliah;   bekerja demi pelayanan pada masyarakat. Itulah tugas yang mesti kita laksanakan sebagai manusia yang punya arah dalam hidup ini. 
Bersyukurlah bahwa hidup ini anugrah terindah dari Tuhan yang mahabaik. Dia yang menciptakan mahkluk hidup dan benda mati. Kita diberi kebebasan untuk menggunakan benda-benda mati untuk hidup kita. Benda mati itu adalah sarana untuk hidup kita ini. Lalu pertanyaanya, bagi kita untuk apa kita hidup?
Santo Ignasius Loyola mengajak kita untuk memahami tujuan hidup manusia dengan nasehatnya yang sangat indah. Dia mengatakan “manusia diciptakan untuk memuji, menghormati serta mengabdi Allah Tuhan kita dan dengan itu menyelamatkan jiwanya.”. Sungguh kesempatan bagi kita yang masih hidup untuk mengarahkan hidup kita pada Tuhan dalam memuji, menghormati, serta mengabdi pada Sang Empunya kehidupan. Ciptaan lain di atas permukaan bumi diciptakan bagi manusia untuk menolongnya dalam mengejar tujuan ia diciptakan

Spesies Baru Ayam Tanpa Bulu Berhasil Dikembangkan


Seorang ahli genetika Israel, Avigdor Cahaner, menghasilkan genetik ayam tak berbulu pertama di dunia di fakultas genetika Rehovot Agronomy Institute dekat Tel Aviv, Israel. Ayam dengan kulit telanjang diciptakan dengan perkawinan silang antara Ayam Broiler dengan spesies ayam yang memiliki leher tak berbulu.
Ide di belakang pengembangan ayam telanjang ini bertujuan menghasilkan spesies ayam yang lebih efisien, yaitu ayam yang bisa bertahan hidup di negara-negara beriklim panas, dengan kata lain ayam tak lagi butuh pendingin ruangan yang akan menghemat biaya pemeliharaan ayam potong.
Dan tentu saja, ayam ini tidak membutuhkan pencabutan bulu sebelum diolah, sehingga memangkas ongkos produksi di pabrik pengolahan.
Namun banyak yang menentang inovasi genetika ayam tak berbulu ini dan mengatakan bahwa perubahan tidak mendapat manfaat hewan, dan pada kenyataannya kemungkinan untuk membuat hidup ayam-ayam bugil ini lebih buruk.
Ayam jantan tidak mampu untuk kawin karena mereka tidak bisa mengepakkan sayapnya untuk keseimbangan, dan ini juga berefek pada ayam betina.
Karena ayam-ayam ini tak berbulu, ayam lebih rentan terhadap parasit, penyakit kulit, serangan nyamuk, variasi suhu dan sengatan matahari.
Profesor Avigdor Cahaner, membela ayam generasi bugil ini dengan mengatakan, “Ini bukan ayam rekayasa genetika, itu berasal dari keturunan alam yang karakteristiknya telah dikenal selama 50 tahun, saya hanya membantunya untuk cepat tumbuh. Ayam broiler ini ayam normal, kecuali untuk fakta ia tidak memiliki bulu.”
Para ilmuwan juga berharap generasi baru akan tumbuh lebih cepat karena tidak perlu menggunakan energi untuk menuumbuhkan bulu di tubuhnya, sehingga ayam akan memfokuskan makanan yang diserapnya untuk dijadikan daging sehingga ayam bisa lebih gemuk.
Berita tentang ayam berbulu pertama kali munculpada tahun 2002, dan sejak itu tidak ada lagi hal baru yang didengar. Kurangnya pembaruan di media tentang ayam khusus menunjukkan bahwa penciptaan Mr Cahaner itu tidak pernah berkembang biak secara komersial.
Inovasi genetika ayam tanpa bulu ini sebenarnya telah dilakukan sejak 2002, dan mininya berita perkembangan baru tentang ayam tanpa bulu ini menunjukkan genetika ayam bugil ini tidak bisa dikembangkan untuk pasar komersial.