Aku
mau sedikit nostalgia dengan pengalaman masa kecilku. Ketika masih
anak-anak rasanya surga begitu dekat tetapi sekarang sudah bertambah
dewasa kok neraka yang makin dekat. Ah, itu sih bualanku saja. Yang
jalas aku akan mulai perenungan ini dengan sharing pengalamanku.
Bukannya mau sombong karena sejak kelas lima SD, aku sudah mendapat
pelajaran biologi. Biologi menjadi pelajaran yang menarik setelah aku
sadari sekarang ini. Dalam salah satu babnya, aku belajar mengenai
lingkungan hidup. “Jadi, anak-anak perlu diketahui ada dua macam benda
dalam lingkungan hidup kita yaitu mahkluk hidup dan benda mati”, kata bu
guruku Lalu aku dan teman-teman diajak ibu guru ke taman depan kelas.
Kami disuruh mengamati benda-benda di sekitar kami dan membedakan mana
yang hidup dan yang mati. Akhirnya kami dapat merumuskan ciri-ciri dari
keduanya. Benda hidup itu bisa bernafas dan benda mati tidak. . Itulah
pelajaran yang nampaknya sederhana dan mendasar untuk dipahami. Hanya
itu saja yang aku ingat dari pelajaran biologi di kelas lima.
Masih
membicarakan benda mati dan mahkluk hidup walau bukan dalam pelajaran
biologi lagi. Aku merasa zaman sudah semakin modern (baca: bergerak
cepat). Manusia semakin dapat menciptakan benda-benda mati ini menjadi
sesuatu yang hidup. Mereka menamainya dengan tekhnologi. Jepang dan
Amerika bersaing dalam menciptakan berbagai jenis robot yang mampu
meniru tingkah laku manusia. Ternyata, kerja robot atau diciptakannya
tekhnologi ini berperan sebagai pembantu aktifitas manusia. Aku berikan
acungan dua jempol bagi mereka yang sudah menciptakan tekhnologi ini
sedemikian canggih and mutakhir karena paling tidak banyak orang dibantu
dalam menjalankan aktifitas hidupnya dan mengembangkan kehidupan yang
lebih baik.
Be Carefull !!
Di satu sisi manusia diuntungkan dengan penggunaan alat-alat tekhnologi
ini. Fenomena yang paling menarik dan nggak ada habisnya dibahas yaitu
kemajuan tekhnologi ponsel dan komputer. Tekhnologi keduanya berkembang
dengan amat cepat. Taraf kemajuannya sudah memberikan manfaat yang
paling dibutuhkan manusia. Ponsel dan komputer mampu memperpendek jarak
dan mempersingkat waktu. Bagi kita sekarang, terlebih-lebih yang
menggunakan alat-alat itu, akan berpendapat bahwa dunia ini serasa kecil
dan dapat dijangkau kapanpun dan dimanapun. Dengan internet, kita bisa
berkirim kabar melalui chatting atau email, facebook atopun twitter kepada teman atau orang yang
kita kenal sekalipun dari benua ke benua.
Kita
perlu menyadari bahwa ada dua penjahat yang bersembunyi di balik
kecanggihan semua alat tehnologi itu. Yahhh ! Mereka sudah ditangkap
oleh kalangan orang-orang bijak dan ketika ditanyai namanya, mereka
mengaku bernama hedonisme dan konsumerisme. Sungguh sulit memasukan
mereka dalam penjara “Hati” karena banyak yang memintanya dibebaskan dan
membiarkan berkeliaran di kehidupan kita ini. Bagi yang belum kenal,
saya akan beberkan data wawancara saya dengan ke dua penjahat ini:
Mulai
dari yang Hedonisme: Hedonisme ini terkenal licik, semua yang diberikan
hanya ilusi, tipuan sementara, dan kesemuan belaka. Caranya bertindak
yaitu dia mengajak orang-orang untuk having fun forever and ever.
Apa komentar dia tentang hidup: “hei manusia, kalo lo bener-bener
hidup, nikmatin aja hidup ini, seneng-seneng, kek!!!, lo harus pegang
petuah gue, muda foya-foye, tua kaya raye, mati masuk surga,
hua-hahhahha...” Semenjak muncul komentar itu makin banyak anak-anak
muda yang tertarik untuk berteman dengan hedonisme. Dia ada di mal-mal,
di penjuru tempat dugem, warnet, game center, salon, dan masih banyak
lagi. Mereka yang sudah kecanduan di mal, salon, dan tempat hiburan
lainnya, sejenak akan melupakan tugas atau pekerjaannya dan bahkan masa
bodo, karena toh uang tidak akan pernah habis. Hati-hati !! kaum muda.
Generasi muda menjadi incarannya, karena mereka masih gampang
dipengaruhi dan mau coba sana-coba sini.
Berlanjut
ke penjahat yang kedua, dia bernama Konsumerisme. Dia masih saudara
sepupu dari Hedonisme. Dia akan selalu tertawa jika ada orang yang
memborong belanjaan di mal. Cara kerjanya adalah dia akan membuat
korbannya tak pernah merasa puas dan selalu ingin mencoba sesuatu yang
baru dan lain dari yang lain. Banyak orang terkena tipuannya karena
mereka merasa percaya diri dan status sosialnya serasa naik dengan
banyaknya barang yang mereka beli dan miliki. Dengan uangnya mereka
membeli pakaian dari merk-merk terkenal sepert guess, levi’s, gucci;
punya mobil nggak cukup satu, ada honda accord, city, mazda, BMW dan
kalo mau makan di Piizza Hut, cafe, or coffe shop. Konsumerisme ini
senangnya mendekati mereka yang punya banyak uang. (“He..hehhe, kamu kok
tau sih”..: “Ya, iya lah”).
Be Aware
Hai sobat-sobatku,
Mari
kita bayangkan bahwa di sekitar kita ini sedang berkeliaran dua setan
itu, konsumerisme dan Hedonisme. Mereka jelas-jelas dapat merusak mental
dari tiap-tiap orang. Yang ditawarkan mereka berdua hanya kenikmatan,
kebahagian, dan kenyamanan semu. Sebenarnya hanya badan kita saja yang
merasakan itu. (Pokoknya, aku sendiri senang... ah masa bodoh dengan
orang lain. Emangnya Gue Pikirin). Selagi masih ada uang, kartu kredit,
kita berpikir bahwa semua bisa dibeli, disewa dan dinikmati. Kalaupun
semua itu dapat dibeli, hanya waktulah yang tidak akan dapat kita beli.
Singkatnya, kita tinggal menunggu kapan kita akan mati.
Aku
mengajak kamu semua buat apa buru-buru mati kalau kita masih diberi
kesempatan untuk hidup. Justru dengan hidup, kita dapat berbuat
sebaik-baiknya untuk masa depan kita. Memang zaman sekarang,
konsumerisme dan hedonisme merajalela. Dengan tehnologi yang ada dia
akan meninabobokan dengan memanjakan hidup kita. Banyak orang sudah
dikontrol atau dikendalikan dengan kemudahan dari fasilitas tehnologi
itu. Namun, kemudahan itu membuat orang tidak punya daya juang, selalu
ingin cepat jadi, dan bahayanya orang mudah juga mengalami stress.
Mereka
bukan teman kita, merekalah jelas-jelas musuh kita yang tidak
kelihatan. Tidak hanya diri kita saja yang dirugikan tetapi lingkungan
sekitar juga mengalami kerusakan. Konsumerisme membuat kita boros untuk
membeli dan mengkonsumi makanan kaleng atau plastik. Kaleng dan plastik
menjadi sampah yang akan memenuhi tempat kita untuk hidup. Ketika
dibuang di TPA, hanya sedikit yang bisa didaur ulang, selebihya akan ada
di atas tanah. Efeknya adalah lingkungan sekitar menjadi tidak nyaman
karena tidak sedap di mata ataupun hidung.
Hedonisme
tidak menjamin masa depan kita bakalan gembira, kalau kita tidak mau
berusaha. Kesenangan yang bisa dibeli dengan uang tidak akan pernah
terus menerus karena toh uang kita akan habis. Justru kita akan merasa
menyesal karena masa muda kita dihabiskan hanya untuk senang-senang,
jalan-jalan, foya-foya. Waktu yang terus berjalan tidak akan berputar
kembali. Masa depan dan cita-cita kita yang ada di depan mata menjadi
kabur dan sulit kita raih. (karena apa!!) karena ulah kita yang
maunya mencari gampang dan nikmat untuk diri kita sendiri. Ingat tadi!!!
hanyalah waktu yang tidak akan bisa dibeli. So, hari ini bisalah kita
merasa senang tetapi besok siapa tau kita akan menangis semalaman karena
menyesali kebodohan dan kemalasan kita untuk belajar dan bekerja.
Let,s go Baby!!
Ayo,
kita mulai sadar dan berani melawan konsumerisme dan hedonisme. Kita
punya akal dan hati. Gunakanlah itu untuk menyusun strategi dalam
berperang dengan mereka. Sadarilah bahwa tehnologi diciptakan dan
digunakan untuk membantu aktifitas hidup manusia seperti bepergian,
makan, belajar atau bekerja. Jangan sampai hidup kita dikontol dengan
tekhnologi sehingga nafsu kita menjadi teman dari konsumerisme dan
hedonisme. Menjadilah orang yang dapat mengontrol tehnologi !! Orang
yang mampu mengontrol adalah mereka yang mampu memakai dengan seimbang
artinya menggunakan sesuai dengan kebutuhannya.
Tanamkanlah
dalam hati kita satu kata ini yaitu “cukup, cukup dan cukup !!”. Dengan
berani mengatakan “cukup” kita memperlakukan barang atau fasilitas
milik kita sesuai dengan porsi kebutuhan bukan nafsu keinginan kita.
Bersikap cukup juga membuat kita tidak mudah tergiur dengan tawaran
iklan-iklan yang semuanya omong kosong. Hematlah uang untuk membeli
barang-barang yang penting dan ada gunanya untuk masa depan. Hematlah
waktu sehingga kita masih sempat untuk mempersiapkan masa depan dan
mewujudkan cita-cita. Kita punya tugas dan tanggungjawab hidup
masing-masing. Ada yang bertugas belajar di sekolah, mengerjakan PR
untuk mereka yang masih sekolah dan kuliah; bekerja demi pelayanan
pada masyarakat. Itulah tugas yang mesti kita laksanakan sebagai manusia
yang punya arah dalam hidup ini.
Bersyukurlah
bahwa hidup ini anugrah terindah dari Tuhan yang mahabaik. Dia yang
menciptakan mahkluk hidup dan benda mati. Kita diberi kebebasan untuk
menggunakan benda-benda mati untuk hidup kita. Benda mati itu adalah
sarana untuk hidup kita ini. Lalu pertanyaanya, bagi kita untuk apa kita
hidup?
Santo Ignasius Loyola mengajak kita untuk memahami tujuan hidup manusia dengan nasehatnya yang sangat indah. Dia mengatakan “manusia diciptakan untuk memuji, menghormati serta mengabdi Allah Tuhan kita dan dengan itu menyelamatkan jiwanya.”.
Sungguh kesempatan bagi kita yang masih hidup untuk mengarahkan hidup
kita pada Tuhan dalam memuji, menghormati, serta mengabdi pada Sang
Empunya kehidupan. Ciptaan lain di atas permukaan bumi diciptakan bagi manusia untuk menolongnya dalam mengejar tujuan ia diciptakan