Selasa, 10 April 2012

(Mencari) It's My Life


Aku mau sedikit nostalgia dengan pengalaman masa kecilku. Ketika masih anak-anak rasanya surga begitu dekat tetapi sekarang sudah bertambah dewasa kok neraka yang makin dekat. Ah, itu sih bualanku saja. Yang jalas aku akan mulai perenungan ini dengan  sharing pengalamanku.  Bukannya mau sombong karena sejak kelas lima SD, aku sudah mendapat pelajaran biologi. Biologi menjadi pelajaran yang menarik setelah aku sadari sekarang ini. Dalam salah satu babnya, aku belajar mengenai lingkungan hidup. “Jadi, anak-anak perlu diketahui ada dua macam benda dalam lingkungan hidup kita yaitu mahkluk hidup dan benda mati”, kata bu guruku Lalu aku dan teman-teman diajak ibu guru ke taman depan kelas. Kami disuruh mengamati benda-benda di sekitar kami dan membedakan mana yang hidup dan yang mati. Akhirnya kami dapat merumuskan ciri-ciri dari keduanya. Benda hidup itu bisa bernafas dan benda mati tidak. . Itulah pelajaran yang nampaknya sederhana dan mendasar untuk dipahami. Hanya itu saja yang aku ingat dari pelajaran biologi di kelas lima.
Masih membicarakan benda mati dan mahkluk hidup walau bukan dalam pelajaran biologi lagi. Aku merasa zaman sudah semakin modern (baca: bergerak cepat). Manusia semakin dapat menciptakan benda-benda mati ini menjadi sesuatu yang hidup. Mereka menamainya dengan tekhnologi. Jepang dan Amerika bersaing dalam menciptakan berbagai jenis robot yang mampu meniru tingkah laku manusia. Ternyata, kerja robot atau diciptakannya tekhnologi ini berperan sebagai pembantu aktifitas manusia. Aku berikan acungan dua jempol bagi mereka yang sudah menciptakan tekhnologi ini sedemikian canggih and mutakhir karena paling tidak banyak orang dibantu dalam menjalankan aktifitas hidupnya dan mengembangkan kehidupan yang lebih baik.

Be Carefull !!
          Di satu sisi manusia diuntungkan dengan penggunaan alat-alat tekhnologi ini. Fenomena yang paling menarik dan nggak ada habisnya dibahas yaitu kemajuan tekhnologi ponsel dan komputer. Tekhnologi keduanya berkembang dengan amat cepat. Taraf kemajuannya sudah memberikan manfaat yang paling dibutuhkan manusia. Ponsel dan komputer mampu memperpendek jarak dan mempersingkat waktu. Bagi kita sekarang, terlebih-lebih yang menggunakan alat-alat itu, akan berpendapat bahwa dunia ini serasa kecil dan dapat dijangkau kapanpun dan dimanapun. Dengan internet, kita bisa berkirim kabar melalui chatting atau email, facebook atopun twitter kepada teman atau orang yang kita kenal sekalipun dari benua ke benua.
Kita perlu menyadari bahwa ada dua penjahat yang bersembunyi di balik kecanggihan semua alat tehnologi itu. Yahhh ! Mereka sudah ditangkap oleh kalangan orang-orang bijak dan ketika ditanyai namanya, mereka mengaku bernama hedonisme dan konsumerisme. Sungguh sulit memasukan mereka dalam penjara “Hati” karena banyak yang memintanya dibebaskan dan membiarkan berkeliaran di kehidupan kita ini. Bagi yang belum kenal, saya akan beberkan data wawancara saya dengan ke dua penjahat ini:
Mulai dari yang Hedonisme: Hedonisme ini terkenal licik, semua yang diberikan hanya ilusi, tipuan sementara, dan kesemuan belaka. Caranya bertindak yaitu dia mengajak orang-orang untuk having fun forever and ever. Apa komentar dia tentang hidup: “hei manusia, kalo lo bener-bener hidup, nikmatin aja hidup ini, seneng-seneng, kek!!!, lo harus pegang petuah gue, muda foya-foye, tua kaya raye, mati masuk surga, hua-hahhahha...” Semenjak muncul komentar itu makin banyak anak-anak muda yang tertarik untuk berteman dengan hedonisme. Dia ada di mal-mal, di penjuru tempat dugem, warnet, game center,  salon, dan masih banyak lagi. Mereka yang sudah kecanduan di mal, salon, dan tempat hiburan lainnya, sejenak akan melupakan tugas atau pekerjaannya dan bahkan masa bodo, karena toh uang tidak akan pernah habis. Hati-hati !! kaum muda. Generasi muda menjadi incarannya, karena mereka masih gampang dipengaruhi dan mau coba sana-coba sini.
Berlanjut ke penjahat yang kedua, dia bernama Konsumerisme. Dia masih saudara sepupu dari Hedonisme. Dia akan selalu tertawa jika ada orang yang memborong belanjaan di mal. Cara kerjanya adalah dia akan membuat korbannya tak pernah merasa puas dan selalu ingin mencoba sesuatu yang baru dan lain dari yang lain. Banyak orang terkena tipuannya karena mereka merasa percaya diri dan status sosialnya serasa naik dengan banyaknya barang yang mereka beli dan miliki. Dengan uangnya mereka membeli pakaian dari merk-merk terkenal sepert guess, levi’s, gucci; punya mobil nggak cukup satu, ada honda accord, city, mazda, BMW dan kalo mau makan di Piizza Hut, cafe, or coffe shop. Konsumerisme ini senangnya mendekati mereka yang punya banyak uang. (“He..hehhe, kamu kok tau sih”..: “Ya, iya lah”). 
Be Aware
Hai sobat-sobatku,
Mari kita bayangkan bahwa di sekitar kita ini sedang berkeliaran dua setan itu, konsumerisme dan Hedonisme. Mereka jelas-jelas dapat merusak mental dari tiap-tiap orang. Yang ditawarkan mereka berdua hanya kenikmatan, kebahagian, dan kenyamanan semu. Sebenarnya  hanya badan kita saja yang merasakan itu. (Pokoknya, aku sendiri senang... ah masa bodoh dengan orang lain. Emangnya Gue Pikirin). Selagi masih ada uang, kartu kredit, kita berpikir bahwa semua bisa dibeli, disewa dan dinikmati. Kalaupun semua itu dapat dibeli, hanya waktulah yang tidak akan dapat kita beli. Singkatnya, kita tinggal menunggu kapan kita akan mati. 
Aku mengajak kamu semua buat apa buru-buru mati kalau kita masih diberi kesempatan untuk hidup. Justru dengan hidup, kita dapat berbuat sebaik-baiknya untuk masa depan kita. Memang zaman sekarang, konsumerisme dan hedonisme merajalela. Dengan tehnologi yang ada dia akan meninabobokan dengan memanjakan hidup kita. Banyak orang sudah dikontrol atau dikendalikan dengan kemudahan dari fasilitas tehnologi itu. Namun, kemudahan itu membuat orang tidak punya daya juang, selalu ingin cepat jadi, dan bahayanya orang mudah juga mengalami stress.
Mereka bukan teman kita, merekalah jelas-jelas musuh kita yang tidak kelihatan. Tidak hanya diri kita saja yang dirugikan tetapi lingkungan sekitar juga mengalami kerusakan. Konsumerisme membuat kita boros untuk membeli dan mengkonsumi makanan kaleng atau plastik. Kaleng dan plastik menjadi sampah yang akan memenuhi tempat kita untuk hidup. Ketika dibuang di TPA, hanya sedikit yang bisa didaur ulang, selebihya akan ada di atas tanah. Efeknya adalah lingkungan sekitar menjadi tidak nyaman karena tidak sedap di mata ataupun hidung.
Hedonisme tidak menjamin masa depan kita bakalan gembira, kalau kita tidak mau berusaha. Kesenangan yang bisa dibeli dengan uang tidak akan pernah terus menerus karena toh uang kita akan habis. Justru kita akan merasa menyesal karena masa muda kita dihabiskan hanya untuk senang-senang, jalan-jalan, foya-foya. Waktu yang terus berjalan tidak akan berputar kembali. Masa depan dan cita-cita kita yang ada di depan mata menjadi kabur dan sulit kita raih. (karena apa!!) karena ulah kita yang maunya mencari gampang dan nikmat untuk diri kita sendiri. Ingat tadi!!! hanyalah waktu yang tidak akan bisa dibeli. So, hari ini bisalah kita merasa senang tetapi besok siapa tau kita akan menangis semalaman karena menyesali kebodohan dan kemalasan kita untuk belajar dan bekerja. 

Let,s go Baby!!
Ayo, kita mulai sadar dan berani melawan konsumerisme dan hedonisme. Kita punya akal dan hati. Gunakanlah itu untuk menyusun strategi dalam berperang dengan mereka. Sadarilah bahwa tehnologi diciptakan dan digunakan untuk membantu aktifitas hidup manusia seperti bepergian, makan, belajar atau bekerja. Jangan sampai hidup kita dikontol dengan tekhnologi sehingga nafsu kita menjadi teman dari konsumerisme dan hedonisme. Menjadilah orang yang dapat mengontrol tehnologi !! Orang yang mampu mengontrol adalah mereka yang mampu memakai dengan seimbang artinya menggunakan sesuai dengan kebutuhannya.
Tanamkanlah dalam hati kita satu kata ini yaitu “cukup, cukup dan cukup !!”. Dengan berani mengatakan “cukup” kita memperlakukan barang atau fasilitas milik kita sesuai dengan porsi kebutuhan bukan nafsu keinginan kita. Bersikap cukup juga membuat kita tidak mudah tergiur dengan tawaran iklan-iklan yang semuanya omong kosong. Hematlah uang untuk membeli barang-barang yang penting dan ada gunanya untuk masa depan. Hematlah  waktu sehingga kita masih sempat untuk mempersiapkan masa depan dan mewujudkan cita-cita. Kita punya tugas dan tanggungjawab hidup masing-masing. Ada yang bertugas belajar di sekolah, mengerjakan PR untuk mereka yang masih sekolah dan kuliah;   bekerja demi pelayanan pada masyarakat. Itulah tugas yang mesti kita laksanakan sebagai manusia yang punya arah dalam hidup ini. 
Bersyukurlah bahwa hidup ini anugrah terindah dari Tuhan yang mahabaik. Dia yang menciptakan mahkluk hidup dan benda mati. Kita diberi kebebasan untuk menggunakan benda-benda mati untuk hidup kita. Benda mati itu adalah sarana untuk hidup kita ini. Lalu pertanyaanya, bagi kita untuk apa kita hidup?
Santo Ignasius Loyola mengajak kita untuk memahami tujuan hidup manusia dengan nasehatnya yang sangat indah. Dia mengatakan “manusia diciptakan untuk memuji, menghormati serta mengabdi Allah Tuhan kita dan dengan itu menyelamatkan jiwanya.”. Sungguh kesempatan bagi kita yang masih hidup untuk mengarahkan hidup kita pada Tuhan dalam memuji, menghormati, serta mengabdi pada Sang Empunya kehidupan. Ciptaan lain di atas permukaan bumi diciptakan bagi manusia untuk menolongnya dalam mengejar tujuan ia diciptakan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar